Sabtu, 04 September 2010

the day that i will never forget

13 Agustus 2010. hari yang tidak akan saya lupakan seumur hidup. di tanggal itulah ayahanda yang sangat aku sayangi, berpulang. mungkin bagi sebagian orang, kematian beliau sungguh mendadak. Sebenarnya, semenjak tahun lalu, beliau sudah mengalami sakit jantung, tepatnya di bulan September tahun lalu, beliau mengalami serangan jantung saat sedang menghadiri acara Halal bi Halal di kantornya. Beliau bilang, ia merasakan sesak yang luar biasa, ia pun menelpon ibu, ibu bilang lebih baik beliau dibawa ke Rumah Sakit saja, akhirnya, beliau memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit Santosa, yang berada di jalan Kebon Jati Bandung, sementara kantor beliau berada di daerah Tanjung Sari, Sumedang. Bisa bayangkan jaraknya teman-teman ?

Sesampai disana, dokter memutuskan untuk mengoperasi beliau, dan akhirnya terpasanglah 2 ring jantung dan 1 balon di jantung beliau. Operasi sukses, namun, proses recovery nya bisa dikatakan cukup lama. Biasanya orang-orang yang telah menalami operasi jantung, hanya membutuhkan wakt 2-3 hari di CVCU, namun beliau membutuhkan waktu 5 hari sebelum dipindah ke kamar perawatan biasa.

Setelah dipndah ke kamar biasa, Alhamdulillah kesehatan beliau semakin membaik, dan akhirnya diperbolehkan pulang. Kami sekeluarga sangat senang. Sebelum kembali ke kantor seperti biasa, beliau diharuskan istirahat dari semua aktifitasnya selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, beliau pun kembali bekerja seperti biasa. Yang membedakan, kini setiap hari beliau harus meminum obat yang luar biasa banyaknya.

4 bulan, kesehatan beliau semakin membaik, hingga suatu hari, beliau merasakan sesak kembali. Rumah Sakit lagi. Dokter bilang, fungsi jantung beliau sudah semakin buruk, dan ternyata, waktu mengalami searangan pertama, penyumbatan di jantung beliau sudah 100%. selain itu kadar asam jantung yang normalnya 30, pada saat serangan pertama naik drastis menjadi 3000. Dokter juga bilang ayah bisa selamat dari serangan pertama itu adalah sebuah miracle, atau keajaiban.

Setelah rumah sakit kedua, tidak terhitung berapa kali lagi beliau keluar-masuk rumah sakit. hampir setiap minggu. tapi itu semua kami lakukan demi kesehatan ayah. Karena kami percaya, ayah akan sehat kembali seperti dulu. Tubuh beliau yang asalnya sangat besar dan gemuk, semakin lama menjadi semakin kurus. obat nya pun menjadi semakin banyak. sunnguh tidak tega melihatnya. Namun, walaupun sakit, beliau masih memikirkan pekerjaannya. di saat terakhirnya, tepatnya hari Kamis, 12 Agustus 2010, beliau baru saja menyelesaikan tugasnya, ia mengikuti seminar bersama teman-teman kantornya. Kebetulan aku, ibu dan kakak juga sedang berada di Jakarta, kami pun berjanji untuk bertemu di rumah tante, yang berada di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Hari itu, kami sama sekali tidak mendapatkan firasat apapun. di hari itu, beliau sangat menikmati makan siangnya, (beliau tidak bisa berpuasa kaena tidak bisa meninggalkan obat-obat yamg harus ia minum setiap harinya) kebetulan tante memasak soup buntut, setelah kami semua selesai berbuka puasa, beliau meminta soup buntut, dan percaya atau tidak, ia menghabiskan makanannya, padahal beberapa bulan terakhir, ia selalu susah makan, karena katanya tidak enak di lidah, dan menjadi mual.

Setelah berbuka puasa, kami sekeluarga pun bertolak pulang ke Bandung, dan akhirnya sampai di Bandung pukul 22.30. setelah mandi dan membersihkan diri, aku pun pergi tidur. begitu pula kakak, ayah dan ibu. sekitar pukul 01.30 dinihari, pintu kamarku diketuk oleh ibu, katanya ibu mau tidur bersamaku, dan ayah akan tidur di ruang tengah, kebetua kamarku berada persis di depan ruang tengah, jadi ibu bisa sekalian mengawasi ayah.

Suara pompa air terdengar. artinya ada orang di kamar mandi, kebetulan kamaeku juga bersebelahan dengan kamar mandi. tapi kurasa ada yang aneh, mengapa pompa air menyala begitu lama ? mengapa orang di kamar mandi ini lama sekali ? tanyaku dalam hati. Namun aku pun kembali pulas dalam tidur dan tidak menggubris pikiranku tadi. 03.30 pembantuku membangunkan kami semua untuk sahur. Ayah tidak ada di ruang tengah, kami pikir beliau ada di kamarnya, karena beliau suka pindah-pindah tempat. Kami pun sahur seperti biasa.

Pukul 4, selesai sahur, aku diminta ibu untuk membangunkan ayah, untuk menanyakan apa beliau mau teh manis atau tidak. aku pun bergegas menuju kamar beliau. namun, aku tidak menemukan siapa-siapa. kosong. Kami semua panik. dimana ayah ? dimana ? Saat kami mebuka pintu kamar mandi, beliau sudah terkulai kaku. dingin. kami semua kaget dan langsung menangis. kami pun mengangkat tubuh beliau ke ruang tengah, dan segera menghubungi dokter, kebetulan tetangga sebelah rumah kami adalah seorang dokter. Dokter datang, kami berharap beliau masih hidup. namun ternyata Allah lebih sayang padanya, Beliau meninggal dunia.

Kami sekeluarga sangat kaget dan sedih atas kepergian beliau, namun seperti yang aku bilang sebelumnya, Allah lebih sayang kepadanya. Kami pun sudah ikhlas akan kepergiannya. Selamat Jalan Ayah, Kami semua menyayangimu, selalu. :')


ps: i don't wanna cry again, because i'm sure that he is already peacefull in there. someday we'll meet again, dad. surely :)

1 komentar:

  1. saya mahasiswa ekuitas yg dibimbing matkul komunikasi bisnis..
    saya turut berduka cita..
    yakinlah, beliau akan lebih bahagia dsisi Allah, dngan kiriman doa anak2 yg shaleh..
    *cerita serangan jantung yg sama pun pernah dialami alm.kakek saya tersayang..

    BalasHapus